Peranan Orang Tua Dalam Mengembangkan Potensi Anak Berbakat (Gifted)
Abstract
Anak berbakat merupakan anak yang memiliki kemampuan atau potensi unggul dan dapat memberikan prestasi yang tinggi, memiliki kecerdasan di atas rata-rata, kreativitas dan perkembangan kemampuannya di atas rata-rata. Abak berbakat ini memiliki kebutuhan khusus agar dapat menunjang potensi mereka bisa berkembang. Ada beberapa istilah tentang anak berbakat ini yaitu gifted, talented, bright, bahkan ada juga istilah superior dan genius. Kesemuanya harus dipahami karena memiliki kesamaan dan perbedaan secara konsep dan realitanya. Tulisan ini menggunakan istilah anak berbakat (gifted), karena anak gifted memiliki perfeksionisme dan faalangst negatif yang menyebakan munculnya masalah bagi dirinya dan orang lain dalam mengembangkan potensi diri. Perfeksionisme menuntut adanya perilaku ideal yang diharapkan dan faalangst negatif menimbulkan ketidakpercayaan diri dan kecemasan yang berlebihan. Tentu saja hal ini dapat menjadi penghambat dalam pengembangan potensi anak berbakat. Karena anak berbakat memiliki kebutuhan khusus yang harus diperhatikan, maka orang tua sebagai agen utama harus berperan penting dalam menentukan apa yang dilakukan. Orang tua harus cerdas, cermat dan aktif untuk mengatasi permasalahan yang muncul akibat kelebihan yang sekaligus juga menjadi kelemahan anak berbakat. Dengan demikian, orang tua dapat memperoleh alternatif cara bagaimana mengembangkan potensi anaknya. Selanjutnya, orang tua dapat berperan sebagai pendidik (educator), fasilitator, motivator, supporter dan role model bagi anaknya agar dapat mengembangkan potensi yang dimiliki anak berbakat. Peran yang dijalankan oleh orang tua tersebut sangat relevan dengan teori pendidikan humanistik yang melihat anak sebagai pusat, perhatian pada pengembangan potensi anak, orang tua sebagai fasilitator, motivator dan supporter dalam mengembangkan potensi anaknya.